PENDAHULUAN
Dalam olahraga pencak
silat pertandingan dibagi menjadi beberapa kategori yaitu kategori jurus
tunggal, kategori jurus ganda, kategori jurus beregu dan kategori tanding. Pada
kategori tanding biasanya menggunakan sistem gugur. Pada persiapan untuk pertandingan
kategori tanding, kondisi fisik merupakan unsur penting dan menjadi dasar atau
pondasi dalam pengembangan latihan teknik, taktik, dan pengembangan mental.
Kondisi fisik dapat
mencapai titik optimal jika latihan dimulai sejak usia dini dan dilakukan secara
terus menerus. Karena untuk mengembangkan kondisi fisik bukan merupakan
pekerjaan yang mudah, harus mempunyai pelatih fisik yang mempunyai kualifikasi
tertentu sehingga mampu membina pengembangan fisik atlet secara menyeluruh
tanpa menimbulkan efek di kemudian hari. Kondisi fisik yang baik mempunyai
beberapa keuntungan, di antaranya mampu dan mudah mempelajari keterampilan yang
relatif sulit, tidak mudah lelah saat mengikuti latihan maupun pertandingan,
program latihan dapat diselesaikan tanpa mempunyai banyak kendala serta dapat
menyelesaikan latihan berat. Kondisi fisik sangat diperlukan oleh seorang
atlet, karena tanpa didukung oleh kondisi fisik prima maka pencapaian prestasi
puncak akan mengalami banyak kendala.
Latihan merupakan suatu
proses berlatih yang dilakukan dengan sistematis dan berulang-ulang dengan
pembebanan yang diberikan secara progresif. Dalam istilah fisiologisnya,
latihan adalah upaya seseorang dalam meningkatkan perbaikan sistem organisme
dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi dan penampilan olahraga (Bompa,
1994:3)
Latihan kondisi fisik
dalam pencak silat dapat dibedakan menjadi dua bentuk latihan kondisi fisik
umum dan latihan kondisi fisik khusus. Kondisi fisik umum merupakan kemampuan
dasar untuk mengembangkan kemampuan prestasi tubuh yang terdiri atas komponen
kekuatan, kecepatan, daya tahan dan kelentukan. Pada dasarnya pada setiap
pengaturan program latihan persiapan fisik, latihan selalu dikembangkan secara
bertahap yang dimana pada tahap pertama mencakup persiapan umum sebagai dasar
untuk membangun tingkat kemampuan biomotor, yang selanjutnya diikuti oleh
persiapan khusus. Latihan kondisi fisik khusus diartikan sebagai suatu latihan
yang membentuk prestasi setiap cabang olahraga. Ini berarti bahwa kemampuan
kondisi fisik khusus menunjukan kekhususan suatu cabang olahraga yang dimana
kebutuhan terhadap kemampuan ini akan berbeda antara suatu cabang olahraga yang
satu dengan lainnya. Dengan kata lain dalam olahraga pencak silat membutuhkan
kemampuan kondisi fisik khusus yang dominan antara lain power tungkai, hal ini dapat diketahui dari lamanya aktivitas saat
bertanding membutuhkan power di otot
tungkai.
Menurut Harsono (1988:
200) menyatakan bahwa power itu
penting terutama untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan
tenaga yang eksplosif. Seperti dalam nomor lempar dalam atletik, cabang
olahraga yang didalamnya terdapat unsur akselerasi (percepatan) seperti balap
sepeda, renang, mendayung. Power juga
sangat penting untuk memukul dan menendang seperti dalam cabang olahraga
beladiri.
Metode latihan power dapat dengan cara pembebanan luar
seperti menggunakan alat barbel dan bisa juga menggunakan beban sendiri seperti
gerakan meloncat adalah penggunaan beban sendiri. Bila dilihat dari bentuk
latihannya latihan loncat box dapat
dugunakan untuk meningkatkan kondisi fisik seperti power.
Berdasarkan hasil
observasi pada bulan mei 2015 di Unit Kegiatan mahasiswa pencak silat anggota
baru Universitas Negeri Yogyakarta ada beberapa hal permasalahan yang saya
amati dari peserta baru UKM pencak silat yaitu ; (1) banyak anggota baru UKM
pencak silat UNY yang kemampuan melakukan beberapa teknik tendangan powernya masih lemah, seperti melakukan
tendangan sabit dan tendangan depan. (2) kondisi kuda-kuda anggota baru UKM pencak
silat UNY yang masih terlihat tidak kokoh. (3) para anggota baru UKM pencak
silat UNY Sangat jarang diberikan latihan untuk meningkatkan kemampuan power tungkai anggota baru UKM pencak
silatUNY dengan metode bermain.
Sesuai dengan prinsip
latihan power menurut Awan Hariono
(2006:79) power merupakan hasil kali
dari kekuatan dengan kecepatan, sehingga semua bentuk latihan pada komponen
biomotor kekuatan dapat dijadikan sebagai bentuk latihan. Perbedaannya adalah
beban untuk latihan power harus lebih
ringan dan dilakukan dengan irama yang cepat oleh krena wujud gerak dari power adalah eksposif. Sedangkan dalam
Harsono (1988: 200) berpendapat bahwa power
itu penting terutama untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet harus
mengerahkan tenaga yang eksplosif. Sesuai dengan pendapat para ahli tersebut
maka bermain loncat box sangat tepat
untuk meningkatkan power tungkai
karena dalam permainan loncat box
memerlukan pergerakan yang sangat cepat dan eksplosif. Dan dengan model bermain
ini diharapkan anggota baru UKM pencak silat UNY lebih tertarik dan termotivasi
dalam mengikuti latihan. Kemudian, anggota baru UKM penck silat UNY akan
memperoleh hasil yang baru, menyenangkan dan mampu meningkatkan kemampuan power tungkai anggota baru UKM pencak
silat UNY.
Oleh karena itu dari
beberapa bermasalahan diatas peneliti berkeinginan mengadakan penelitian untuk
mengetahui pengaruh latihan loncat box
terhadap power tungkai peserta Unit
Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat Universitas Negeri Yogyakarta.
METODE
PENELITIAN
Desain
Penelitian
Metode penelitian yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dasar penggunaan
metode eksperimen adalah percobaan yang diawali dengan tes sebelumnya
memberikan perlakuan teshadap subjek dan diakdiri dengan tes untuk menguji
seberapa jauh akibat dari perlakuan yang diberikan. Jadi metode eksperimen
merupakan metode yang paling tepat untuk menyelidiki hubungan sebab akibat.
Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat Universitas Negeri
Yogyakarta, yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret sampai 30 April 2016.
Sampel
dan Populasi Penelitian
Populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi, 2002:109). Penelitian ini menggunakan
populasi anggota pencak silat Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta sebanyak 40 populasi.
Sampel adalah sebagian
atau wakil yang akan diteliti (Suharsimi, 2002:109). Dalam penelitian ini
dampel di ambil menggunakan teknik Incidental
Sampling. Menurut Sugiyono (2012: 96) Incidental
Sampling adalah teknik penentuan
sampel secara kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data. Sehingga sampel yang
diperoleh untuk penelitian ini adalah sebanyak 20 peserta atau sampel 12 putra
dan 8 putri Peserta Unit Kegiatan Mahasiswa pencak silat UNY.
Instrument dan Teknik Pengumpulan Data
1.
Instrument
Instrument
penelitian adalah alat atau tes yang akan digunakan untuk mengumpulkan data
guna mendukung dalam keberhasilan suatu penelitian (Sugiyono,1999:98). Dengan
adanya data yang terkumpul digunakan untuk menjawab masalah peneliti dan
menguji hipotesis penelitian. Instrument dalam penelitian ini menggunakan Vertical Jump Test (Ismaryati, 2006:61).
2.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian
ini adalah penelitian yang menggunakan metode eksperimen dengan bermain loncat box sebagai variabel bebas dan kemampuan
meloncat sebagai variabel terikat. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian
ini, yaitu: (1). Data pre-test hasil
tes kemampuan meloncat atau power
otot tungkai dengan menggunakan Vertical
Jump Test sebelum sampel diberikan perlakuan atau treatment, (2). Data post-test hasil tes kemampuan meloncat
atau power otot tungkai dengan
menggunakan Vertical Jump Test
setelah sampel diberikan perlakuan atau treatment dengan menggunakan metode
latihan loncat box dengan dua tumpuan
dan satu tumpuan.
Teknik
Analisis Data
Menurut Sutrisno Hadi
(1993 : 278), analisis terhadap hasil-hasil eksperimen yang didasarkan atas the
one group pre test and post test design
selalu menggunakan t-test pada correlated sampel. Dengan demikian untuk
pengetesan signifikasi dengan menggunakan t-test
dengan rumus pendek (short methode).
Rumus ini banyak digunakan dalam penelitian eksperimen karena efektif dan
efesien. Rumus pendek adalah rumus yang serba guna dan efesien, rumus ini dapat
dipersiapkan untuk penyelidikan eksperimen yang menggunakan the one group pre test and post test design yaitu
eksperimen yang menggunakan hanya satu kelompok (one group experiment) yang sekaligus menjadi kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol pada periode-periode eksperimen yang berlainan. Rumus ini
tujuannya untuk mengetahui pengaruh bermain loncat box terhadap power
tungkai.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pengambilan data pretest pada hari Senin, 07 Maret 2016 pukul 16.00-18.00 WIB sedangkan untuk posttest pada hari Kamis, 14 April 2016 pukul 16.00-18.00 WIB. Latihan dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan, dengan frekuensi 3 kali dalam satu Minggu, yaitu hari Senin, Rabu, dan Kamis. Hasil pretest
dan posttest power tungkai peserta Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat
Universitas Negeri Yogyakarta disajikan pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Data
Hasil Penelitian Pretest dan Posttest Power Tungkai
No
|
Pretest
|
Posttest
|
Selisih
|
1
|
61
|
65
|
4
|
2
|
59
|
61
|
2
|
3
|
64
|
65
|
1
|
4
|
68
|
69
|
1
|
5
|
56
|
58
|
2
|
6
|
52
|
53
|
1
|
7
|
61
|
64
|
3
|
8
|
40
|
42
|
2
|
9
|
45
|
46
|
1
|
10
|
42
|
43
|
1
|
11
|
60
|
62
|
2
|
12
|
57
|
60
|
3
|
13
|
50
|
53
|
3
|
14
|
48
|
50
|
2
|
15
|
36
|
37
|
1
|
16
|
28
|
30
|
2
|
17
|
34
|
36
|
2
|
18
|
31
|
33
|
2
|
19
|
29
|
31
|
2
|
20
|
32
|
34
|
2
|
Hasil analisis statistik
deskriptif pretest power tungkai peserta Unit Kegiatan
Mahasiswa Pencak Silat Universitas Negeri Yogyakarta, didapat nilai minimal =
28,0, nilai maksimal = 68,0, rata-rata = 47,65, nilai tengah (median)
49,0, nilai yang sering muncul (mode) 61,0, dengan simpang baku = 12,93, sedangkan untuk posttest
didapat nilai minimal = 30,0, nilai maksimal = 69,0, rata-rata = 49,6 nilai tengah (median)
51,5, nilai yang sering muncul (mode) 53,0, dengan simpang baku = 13,08. Hasil selengkapnya sebagai berikut:
Tabel
2.
Deskripstif Statistik Pretest dan Posttest Power Tungkai
Statistik
|
Pretest
|
Posttest
|
N
|
20
|
20
|
Mean
|
47,6500
|
49,6000
|
Median
|
49,0000
|
51,5000
|
Mode
|
61,00
|
53,00a
|
Std,
Deviation
|
1,29301E1
|
1,30803E1
|
Minimum
|
28,00
|
30,00
|
Maximum
|
68,00
|
69,00
|
Sum
|
953,00
|
992,00
|
Berdasarkan pada tabel 2 tersebut di atas, pretest
dan posttest power tungkai peserta Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat
Universitas Negeri Yogyakarta
disajikan pada gambar 21 sebagai
berikut:
Gambar 1.
Diagram Batang Pretest
dan Posttest Power Tungkai Peserta Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat
Universitas Negeri Yogyakarta.
Hasil Uji Prasyarat
a.
Uji Normalitas
Uji
normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel-variabel dalam
penelitian mempunyai sebaran distribusi normal atau tidak. Penghitungan uji
normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov
Z, dengan pengolahan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16. Hasilnya disajikan pada tabel 3 sebagai
berikut.
Tabel 3. Uji Normalitas
Kelompok
|
p
|
Sig.
|
Keterangan
|
Pretest
|
0,823
|
0,05
|
Normal
|
Posttest
|
0,830
|
0,05
|
Normal
|
Dari hasil
tabel 3 di atas dapat
dilihat bahwa semua data memiliki nilai p (Sig.) > 0.05, maka variabel berdistribusi
normal. Karena semua data
berdistribusi normal maka analisis dapat dilanjutkan.
b.
Uji
Homogenitas
Uji
homogenitas berguna untuk menguji kesamaan sampel yaitu seragam atau tidak
varian sampel yang diambil dari populasi. Kaidah homogenitas jika p > 0.05, maka tes dinyatakan homogen, jika p < 0.05, maka tes
dikatakan tidak homogen. Hasil uji homogenitas penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 4 sebagai
berikut:
Tabel 4. Uji Homogenitas
Kelompok
|
df1
|
df2
|
Sig.
|
Keterangan
|
Pretest-Postest
|
1
|
38
|
0,891
|
Homogen
|
Dari tabel 4 di atas dapat dilihat nilai pretest sig. p 0,891 > 0,05
sehingga data bersifat homogen. Oleh karena semua data bersifat homogen maka analisis data dapat
dilanjutkan dengan statistik parametrik.
Hasil Uji Hipotesis
Uji-t digunakan untuk menguji hipotesis yang berbunyi “ada
pengaruh bermain loncat box terhadap
peningkatan kemampuan power tungkai
peserta Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat Universitas Negeri Yogyakarta”, berdasarkan hasil pre-test dan post-test. Apabila hasil analisis menunjukkan perbedaan yang
signifikan maka bermain
loncat box memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan power tungkai. Kesimpulan penelitian dinyatakan signifikan jika
nilai t hitung > t tabel dan nilai sig lebih kecil dari 0.05 (Sig < 0.05). Berdasarkan hasil analisis diperoleh
data pada tabel 5 sebagai berikut.
Kelompok
|
Rata-rata
|
t-test for Equality of means
|
t ht
|
t tb
|
Sig,
|
Selisih
|
%
|
Pretest
|
47,6500
|
10,563
|
2,09
|
0,000
|
1,95
|
4,09%
|
Posttest
|
49,6000
|
Tabel 5. Uji-t Hasil Pre-Test
dan Post-Test Power
Tungkai
Dari hasil
uji-t pada tabel di atas, dapat
dilihat bahwa t hitung 10,563 dan t tabel 2,09 (df 19) dengan nilai signifikansi p sebesar 0,000. Oleh
karena t hitung 10,563
> ttabel 2,09, dan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05, maka hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan. Dengan demikian
hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “ada
pengaruh bermain loncat box terhadap
peningkatan kemampuan power tungkai
peserta Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat Universitas Negeri Yogyakarta”, diterima.
Artinya
bermain loncat box memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan power
tungkai peserta Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat Universitas Negeri
Yogyakarta. Dari data pretest memiliki rerata 47,65 cm, selanjutnya pada saat posttest rerata mencapai 49,60 cm. Besarnya peningkatan power tungkai tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata yaitu
sebesar 1,95 cm, dengan kenaikan persentase sebesar 4,09%.
Pembahasan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh
peningkatan yang signifikan terhadap kelompok yang diteliti. Pemberian
perlakuan bermain loncat box
selama 12 kali pertemuan memberikan pengaruh
terhadap peningkatan power
tungkai anggota baru Unit Kegiatan Mahasiswa pencak silat tahun 2016
Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
bermain loncat box terhadap
peningkatan kemampuan power tungkai
peserta Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat Universitas Negeri Yogyakarta, adapun urutan kegiatan yang harus dilakukan
sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan adalah: (1) diadakan pretest pertama kali pertemuandengan tujuan supaya power tungkai awal diketahui, (2)
pemberian treatment permainan
net sebanyak 12 kali pertemuan, (3) kemudian yang terakhir di
akhir pertemuan setelah perlakuan treatment adalah diadakannya posttest yang bertujuan untuk mengetahui
ada atau tidaknya peningkatan power
tungkai terhadap subjek yang diberi perlakuan. Untuk mengetahui adanya perbedaan atau pengaruh
bermain loncat box terhadap
peningkatan kemampuan power tungkai
anggota baru Unit Kegiatan Mahasiswa pencak silat tahun 2016 Universitas Negeri
Yogyakarta dapat dibuktikan dengan uji-t. Uji-t akan
menampilkan besar nilai t-hitung dan signifikansinya. Ada tidaknya peningkatan power tungkai setelah
melakukan treatment bermain
loncat box dapat
diketahui dari nilai rata-rata pretest dan posttest pada uji-t
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa
dengan bermain loncat box dapat meningkatkan power
tungkai anggota baru Unit Kegiatan Mahasiswa pencak silat tahun 2016
Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan hasil penelitian ini pula diketahui
bahwa bermain loncat box
sebanyak 12 kali memiliki peranan sebanyak 4,09% terhadap peningkatan power
tungkai peserta Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat Universitas Negeri
Yogyakarta.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Wong (2000) bahwa bermain merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial dan bermain merupakan media
yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata
(berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa
yang dapat dilakukannya dan mengenal waktu, jarak serta suara.
Pada saat treatment berlangsung subjek sangat
antusias saat mengikuti latihan yaitu bermain loncat box. Atlet sangat bersemangat dan setiap orang merasa tidak mau
kalah dari lawannya. Tidak ada yang mengeluh saat bermain box, atlet
semua merasa senang dan tidak merasa terbebani. Melihat betapa efektifnya
latihan ini, yaitu dapat meningkatkan power
tungkai, membuat peneliti menjadi merasa perlu untuk menyarankan metode bermain box ini
kepada klub lain untuk menerapkan metode ini di dalam meningkatkan power tungkai.
Melompat di atas bok dan turun lagi di tempat yang
sama secara terus menerus sampai batas waktu yang ditentukan. Dapat dilakukan
dengan berbagai macam bervariasi, misalnya: naik turun ke arah depan,
menyamping kanan kiri. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan latihan box jump, di antaranya: menggunakan
gerakan lengan untuk membantu tolakan, pada setiap pendaratan lutut ditekuk
untuk membantu keseimbangan, gerakan dilakukan dengan cepat, dan waktu sentuh
dengan tanah dan kotak diusahakan sesingkat mungkin. Bermain loncat box adalah permainan yang akan mendominasi otot tungkai dalam pelaksanaan
permainan. Dan permainan ini menuntut kinerja otot tungkai yang maksimal dalam
permainan secara otomatis apabila permainan loncat box ini dilaksanakan dengan prinsip kontinuitas dalam proses
latihan akan sangat mendukung peningkatan kemampuan power tungkai.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
analisis hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
bermain loncat box terhadap
peningkatan kemampuan power tungkai
anggota baru Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat Universitas Negeri
Yogyakarta, dengan nilai t hitung 10,563 > ttabel
2,09, dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, dan
kenaikan persentase sebesar 4,09%, sehingga Ha diterima.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu:
1.
Bagi
pelatih supaya lebih memperbanyak variasi-variasi latihan dalam meningkatkan power tunggai atlet.
2.
Bagi
atlet agar lebih menjaga kondisi di luar latihan supaya pada saat latihan
mendapatkan hasil yang maksimal.
3.
Bagi
peneliti selanjutnya agar mengembangkan variabel bebasnya dan memperbanyak sampel yang akan diteliti, serta mengembangkan dan menyempurnakan
program latihan pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bompa. O. Tudor. (1994) Theory and Methodologi of Training. Torono Kendal/Hunt Publishing
Company.
Harsono. (1988). Coaching
Dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. CV Tambak Kusuma Jakarta.
Awan Hariono.
(2006). Metode Melatih Fisik Pencak Silat.
UNY.
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Sugiyono.
(1999). Metode Penelitian Bisnis.
Alfabeta: Bandung.
Ismaryati. (2006). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: UNS Press.
Sutrisno Hadi. (1993). Metodoligi Riseare. Yogyakarta: UGM.