PENGERTIAN DOPING DAN PENYIMPANGAN OLAHRAGA
Bab 1
Pendahuluan
Sejak dahulu kala manusia
telah memakai doping untuk menambah kekuatan badan dan meningkatkan keberanian.
Misalnya penduduk Indian di Amerika Tengah dan beberapa suku di Afrika, mereka
memakan zat-zat dari tumbuh-tumbuhan liar tertentu atau memakan madu sebelum
menghadapi suatu perjalanan jauh, berburu atau berperang. Sejarah doping dalam
olahraga dimulai kurang lebih pada abad 19 pada olahraga renang, tetapi yang
paling sering dijumpai pemakaian doping ini adalah pada olahraga balap sepeda.
Pada waktu itu zat-zat yang populer dipakai adalah caffeine, gula dilarutkan
dalam ether, minuman-minuman yang mengandung alkohol, nitroglycerine, heroin
dan cocain.
Meski sudah resmi dilarang,
banyak atlet yang masih keukeuh memakai doping sebagai shortcut untuk
memenangkan pertandingan. Selain itu, doping juga berbahaya bagi kesehatan si
atlet sebab dapat menyebabkan timbulnya penyakit, cacat, bahkan kematian. Jadi,
keuntungan yang didapat tidaklah seimbang dengan kerugian yang akan diderita
bertahun-tahun kemudian. Belum lagi kalau ketahuan, si atlet dan pembinanya
harus menanggung rasa malu.
Doping berasal dari kata dope,
yakni campuran candu dengan narkotika yang pada awalnya digunakan untuk pacuan
kuda di Inggris.
Menurut International Congress
of Sport Sciences; Olympiade Tokyo 1964 : Doping adalah pemberian/penggunaan
oleh peserta lomba berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa
saja atau bahan fisiologis dalam jumlah yang abnor-mal atau diberikan melalui
jalan yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi.
Penggunaan obat terlarang atau
substan lainnya secara ilegal untuk meningkatkan prestasi atlet. Penggunaan
doping menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap olahraga, karena itu pula,
penggunaan doping menjatuhkan nilai pedagogi olahraga. Kredibilitas olahraga,
kompetisi, dan atlet jatuh di mata masyarakat sebab terjadi penipuan untuk
berprestasi, tidak berkat usaha dan dominasi kemampuan yang asli tetapi bantuan
dari luar.
Meskipun belum menjadi masalah
serius di Indonesia tentang penggunaan doping, tetapi kita wajib mewaspadai
masalah itu karena bukan saja menyangkut pengalaman prinsip dan nilai fair
play, tetapi juga ikut mempengaruhi masa depan keolahragaan nasional.
Seorang atlet yang melakukan doping
secara tidak langsung telah membohongi banyak publik. Apabila ia melakukan
doping berarti ia tidak percaya akan kemampuan yang dimilikinya. Ia akan merasa
tidak nyaman dan merasa kemampuannya terus menurun apabila tidak mengonsumsi
suplemen atau obat-obatan. Atlet yang melakukan doping berarti telah merusak
citra olahraga dan tidak menjunjung sportivitas. Apakah kemenangan dengan cara
yang tidak jujur rasanya puas dan bangga bila dibandingkan dengan kemenangan
yang bersih dan jujur? Atlet yang melakukan doping kurang menyadari akan
sportivitas dan tidak menjunjung nilai moral olahraga.
A. Rumusan Masalah
Pada dasarnya doping
merupakan penggunaan obat-obatan yang biasa mendorong kemampuan kita dalam
berolahraga, naun itu sedikit manfaat dari penggunaan doping karena penggunaan
doping dalam olahraga ternya ta bisa merusak berbagai aspek, bukan hanya
kesehatan namun juga sikap sosial seseorang, dan ini besa juga termasuk dalam
perilaku penyimpangan dalam olahraga.
B.
Batasan
Masalah
Dengan berbagai masalah
yang dicantumkan diata maka mekalah ini dibatasi dengan pembatasan bahasan
masalahnya yaitu :
1. Pengertian
tentang doping dan penyimpangan dalam olahraga
2. Obat-obatan
atau zat-zat doping
3. Dampak
negatif dan positif dari doping
4. Doping
dan penyimpangan dalam olahraga yang bisa merusak berbagai aspek
C.
Tujuan
Penulisan
Makalah ini ditulis
bertujuan untuk memberikan informasi tentang apa itu doping dan penyimpangan
olahraga dengan tujuan pembaca bisa menentukan sikap dalam berolahraga karena
banyak hal yang negatif dalam perilaku doping dan penyimpangan dalam olahraga.
Bab II
Pembahasan
Doping
JENIS OBAT DOPING
Obat-obatan yang dilarang oleh Badan Anti
Doping Dunia dalam daftar tahun 2004 dapat dimasukan dalam delapan golongan. Ke
delapan golongan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Stimulants
Stimulan adalah
obat yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan kewaspadaan dengan
meningkatkan gerak jantung dan pernapasan serta meningkatkan fungsi otak.
Dengan berkerja pada sistem saraf pusat, stimulan bisa merangsang tubuh baik
secara mental dan fisik. Contohnya adalah adrafinil, kokain, modafinil,
pemoline, selegiline Dilarang karena dapat merangsang pikiran atau tubuh,
sehingga meningkatkan kinerja dan memberi atlet keuntungan yang tidak adil. Atlet
menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam latihan pada tingkat
yang optimal, menekan kelelahan tempur dan nafsu makan.
2) Narcotic Analgesics
Analgesik narkotik
biasanya mengambil bentuk obat penghilang rasa sakit yang bekerja pada otak dan
sumsum tulang belakang untuk mengobati rasa sakit yang terkait dengan stimulus
yang menyakitkan. Contohnya buprenorfin, dextromoramide, heroin, morfin,
petidin Analgesik narkotik dilarang karena dapat digunakan untuk mengurangi
atau menghilangkan nyeri dirasakan dari cedera atau sakit sehingga untuk
membantu atlet dalam latihan yang lebih keras dan untuk jangka waktu yang lama.
Bahaya dalam hal ini adalah bahwa obat itu hanya menyembunyikan rasa sakit
tidak mengobati sakitnya itu sendiri. Akibatnya, atlet mungkin memiliki rasa
aman yang palsu, dan dengan terus melatih dan bersaing, resiko kesehatan
menjadi meningkat. Oleh karena itu obat ini dilarang digunakan dalam kompetisi.
3) Cannabinoids
Cannabinoids adalah
bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang menyebabkan perasaan
relaksasi. Contohnya adalah hashis, minyak hashis, marijuana. Marijuana umumnya
tidak dianggap meningkatkan kinerja, tapi dilarang karena penggunaannya merusak
citra olahraga. Ada juga faktor keamanan terlibat karena penggunaan ganja dapat
melemahkan kemampuan atlet, sehingga mengorbankan keselamatan atlet dan pesaing
lainnya. Atlet menggunakannya untuk meningkatkan waktu pemulihan mereka setelah
latihan, meningkatkan denyut jantung mereka, mengurangi kelemahan mereka. Obat
ini Dilarang dalam kompetisi
4) Anabolic Agents
Anabolik steroid
androgenik (AAS) adalah versi sintetis dari hormon testosteron. Testosteron
adalah hormon kelamin laki-laki ditemukan dalam jumlah besar pada
kebanyakan laki-laki dan di beberapa perempuan. Anabolik steroid androgenik
masuk ke dalam salah satu dari dua kategori: 1) steroid eksogen adalah
substansi yang tidak mampu diproduksi oleh tubuh secara alami, dan 2)
steroidendogen adalah mereka zat yang mampu diproduksi oleh tubuh secara alami.
Contoh steroid eksogen adalah drostanolone, metenolone dan oksandrolon,
sedangkan contoh steroid endogen adalha androstenediol (andro),
dehydroepiandrosterone (DHEA) dan testosterone. Agen anabolik hanya boleh
diresepkan untuk penggunaan medis saja. Dilarang karena penggunaan agen
anabolik dapat meningkatkan kinerja seorang atlet, memberikan mereka keuntungan
yang tidak adil. Kemungkinan lain adalah efek samping yang serius medis bagi
pengguna. Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran dan kekuatan otot,
mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk pulih setelah latihan,dan untuk
melatih lebih keras dan untuk jangka waktu yang lama. Obat ini dilarang di
dalam dan di luar kompetisi
5) Peptides Hormones
Hormon peptida
adalah zat yang diproduksi oleh kelenjar dalam tubuh ,dan setelah beredar
melalui darah, dapat mempengaruhi organ-organ dan jaringan lain untuk mengubah
fungsi tubuh. Contohnya adalah eritropoietin, hormon pertumbuhan manusia,
insulin, corticotrophins Hormon Peptida yang merupakan pelayan pembawa pesan
antara organ berbeda, dilarang karena merangsang berbagai fungsi tubuh seperti
pertumbuhan, perilaku dan sensitifitas terhadap rasa sakit. Atlet
menggunakannya untuk merangsang produksi hormone alami, meningkatkan
pertumbuhan otot dan kekuatan, dan meningkatkan produksi sel darah merah yang
bisa meningkatkan kemampuan darah untuk membawa oksigen. Obat ini filarang di
dalam dan di luar kompetisi
6) Beta-2 Agonists
Beta-2 agonis
adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati asma dengan relaksasi
otot-otot yang mengelilingi jalan napas dan membuka saluran udara.
Contohnya bambuterol hidroklorida, hidroklorida reproterol, hidroklorida tulobuterol. Dilarang karena mereka dapat memberikan keuntungan yang sama dengan Stimulan (no 1) atau, jika diberikan ke dalam aliran darah, memiliki efek anabolic (lihat no 4). Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran otot mereka dan mengurangi lemak tubuh. Bila dimasukan melalui mulut atau pun dengan suntikan, Beta-2dapat memiliki efek stimulasi yang kuat. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi
Contohnya bambuterol hidroklorida, hidroklorida reproterol, hidroklorida tulobuterol. Dilarang karena mereka dapat memberikan keuntungan yang sama dengan Stimulan (no 1) atau, jika diberikan ke dalam aliran darah, memiliki efek anabolic (lihat no 4). Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran otot mereka dan mengurangi lemak tubuh. Bila dimasukan melalui mulut atau pun dengan suntikan, Beta-2dapat memiliki efek stimulasi yang kuat. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi
7) Masking Agents
Agen masking adalah
produk yang berpotensi dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang dalam urin
atau sampel lainnya. Contohnya epitestosterone, dekstran, diuretik, probenesid
Dilarang karena Masking Agen dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang
dalam urin seorang atlet atau sampel lainnya, yang memungkinkan mereka untuk
menutupi penggunaan dan memperoleh keunggulan kompetitif yang tidak adil. Atlet
memang menggunakannya untuk menyembunyikan penggunaan zat terlarang dalam
proses pengujian. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi
8) Glucocorticosteroids
Dalam pengobatan
konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama sebagai obat
anti-inflamasi dan untuk meringankan rasa sakit. Mereka umumnya digunakan untuk
mengobati asma, demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis.
Contohnya deksametason, flutikason, prednison, triamsinolon asetonid danrofleponide Dilarang karena ketika diberikan secara sistemik (ke dalam darah) glukokortikosteroid dapat menghasilkan perasaan euforia, berpotensi memberikan keuntungan yang tidak adil atlet. Atlet menggunakanya biasanya untuk menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan penyakit. Obat ini dilarang di dalam kompetisi saja.
Contohnya deksametason, flutikason, prednison, triamsinolon asetonid danrofleponide Dilarang karena ketika diberikan secara sistemik (ke dalam darah) glukokortikosteroid dapat menghasilkan perasaan euforia, berpotensi memberikan keuntungan yang tidak adil atlet. Atlet menggunakanya biasanya untuk menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan penyakit. Obat ini dilarang di dalam kompetisi saja.
LARANGAN PENGGUNAAN OBAT DOPING
Banyak organisasi
olahraga melarang penggunaan anabolika yang dimuat dalam suatu daftar khusus
dengan alasan terutama mengacu pada ancaman kesehatan (gangguan fungsi hati dan
tumor hati) atas obat peningkat performa, kesamaan kesempatan bagi semua atlet
dan efek olahraga “bersih” (bebas doping) yang patut dicontoh dalam kehidupan
umum. Selain obat, bentuk lain dari doping ialah doping darah, baik
melalui transfusi darah maupun penggunaan hormon eritropoietin atau steroid
anabolik tetrahidrogestrinon.
Atlit yang ketahuan
menggunakan doping atas dasar tes urin selalu didiskualifikasi dan didenda
berat. Meskipun demikian sampai sekarang masih sering kali dilaporkan
terjadinya pelanggaran.
DAMPAK PENGGUNAAN OBAT DOPING
Berikut ini
merupakan dampak buruk atau bahaya doping bagi orang yang mengkonsumsinya
:
1.
Konsumsi obat doping pada atlet dapat
meningkatkan prestasi yang melampai batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak
wajar dan berbahaya, karena rasa letih merupakan peringatan dari tubuh bahwa
seseorang tersebut telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan bisa
menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan kesehatan. Overdose dapat
berbahaya, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku
ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius. Untuk
mengatasi gejala ini digunakan sedative misalnya diazepam.
2.
Doping dengan suntikan darah akan
menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan
mungkin gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat
berakibat si atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi,
pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung.
3.
Dampak buruk dari suntikan eritropoetin
adalah darah menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan
terjadinya stroke (pecahnya pembuluh darah di otak).
4.
Pemakaian deuretika yang terlalu berlebihan
dapat menyebabkan pengeluaran garam mineral yang berlebihan. Sehingga
mengakibatkan timbulnya kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian
yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.
5.
Pemakaian obat analgesic pada atlit
perempuan berfungsi menghilangkan rasa sakit ketika haid. Namuan dampak
buruknya jika salah memilih obat bisa menyebabkan sulit bernapas, mual,
konsentrasi yang hilang, dan mungkin menimbulkan adiksi atau ketagihan.
6.
Salah satu jenis obat doping yang paling
sering digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, seperti hormon
androgenik steorid. Jenis hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria
maupun atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan dapat
juga meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Jika atlit wanita
mengkonsumsi obat ini, dapat menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti
berkumis, suara berat, dan serak. Selanjutnya, menimbulkan gangguan menstruasi,
perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan
meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, penggunaan obat ini dapat
menyebabkan timbulnya jerawat. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah
pertumbuhannya akan berhenti.
7.
Beta-blockers membendung penyampaikan
rangsangan ke jantung, paru-paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak
jantung. Itu dilarang dalam olahraga seperti panahan dan menyelam karena
menghindarkan getaran. Efek merugikan yang terjadi antar alain mimpi buruk,
susah tidur, kelelahan, depresi, gula darah rendah dan gagal jantung.
8.
HGH atau Human Growth Hormone (hormon
pertumbuhan manusia), somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah
yang dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan, membantu
sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH disalahgunakan oleh saingan untuk
merangsang otot dan pertumbuhan jaringan. Efek yang merugikan termasuk
kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan
jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang
rendah dan cacat.
KASUS OBAT DOPING
Tidak sedikit atlit
yang terkenal karena penggunaan obat doping dalam pertandingan, Seperti
peraih medalis emas dari Kanada Ben Johnson, olahragawan Rusia Anton
Galkin, pelontar peluru Irina Korzhanenko, petinju dari Kenya David
Munyasia, pemain sepak bola Diego Armando Maradona dan Claudio dari Argentina,
Rodrigo Lara, Paulo César Chávez, Aarón Galindo dan Salvador Carmona dari
Meksiko, Clarence Acuña dan Fabián Guevara dari Chili, Josep Guardiola dari
Spanyol, petenis Petr Korda, olahragawan Maroko Yunus al-’Ainawi, Bohdan
Ulihrach dari Republik Ceko, Guillermo Coria, Mariano Puerta, Juan Ignacio
Chela, Guillermo Cañas, Martín Rodríguez dan Mariano Hood dari Argentina, Viktor
Chisleann dari Moldavia serta pembalap sepeda Roberto Heras dan Tyler Hamilton.
Penyimpangan
Olahraga
Penyimpangan dalam olahraga sangat
mempengaruhi kehidupan kita karena penyimpangan dalam olahraga dapat
mempengaruhi gagasan dan ide kita tentang ketidak adilan antara kelas, ras dan
etnisitas kerja dan prestasi dalam berolahraga. Olahraga sangat berkaitan
dengan hubungan sosial dan masyarakat olahraga berkaitan dengan
ruang-ruang kehidupan sosial didalam masyarakat (seperti pendidikan, politik,
ekonomi, media, dan agama).
Pembahasan
Doping dan Penyimpangan Sosial
Doping dan penyimpangan olahraga
merupakan hal yang saling berkaitan satu sama lain, karena doping termasuk
dalam salah satu perilaku penyimpangan dalam olahraga selain dari perilaku kekerasan,
kecurangan, dan lain-lain.
Pada dasarnya manusia mempunyai
kedudukan yang sangat potensial untuk dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan
dan masyarakatnya. Dengan demikian manusia mempunyai kesempatan yang luas untuk
menciptakan pranata sosial di lingkunanya sambil berusaha untuk memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya. Untuk dapat tercapai pemenuhan kebutuhan dasar
manusia yang antara lain terdiri atas pemenuhan kebutuhan fisik, kebutuhan akan
rasa aman, dan usaha untuk menikmati kebahagian dan kesejahteraan. Sedangkan
olahraga memberikan manfaat yang besar dalam pencapaian manusia yang sehat
mencakup fisik, mental, dan sosial.
Sesuai dengan pengertian doping dan
penyimpangan diatas maka dapat merusak kebutuhan dasar manusia seperti
kebutuhan fisik, rasa aman, dan kebahagiaan penyimpangan dalam olahraga pun
dapat merusak manfaat yang diberikan oleh olahraga itu sendiri, karena di dalam
olahraga memberikan manfaat antara lain :
1 . Manusia hidup yang sehat
2 . Pengembangan Mental yang baik
3 . Serta memberikan pembinaan sikap
sosial yang baik
Jelas disampaikan diatas tentang
manfaat yang diberikan oleh olahraga untuk kehidupan manusia. Dengan adanya
perilaku penyimpangan olahraga maka otomatis perilaku penyimpangan dapat
merusak manfaat yang diberikan oleh olahraga seperti :
1. Merusak kesehatan
Merusak kesehatan adalah pada
dasarnya olahraga dapat memberikan manusia kehidupan yang sehat tetapi dengan
adanya perilaku doping yang pada akhirnya bisa merusak kesehatan maka perilaku
doping pun merupakan hal yang tidak diperolehkan dalam olahraga. Dan dengan
adanya perilaku doping ini maka bertolak belakang dengan Undang-undang Nomor 9
Tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan, dalam Bab 1 pasal 2 menyatakan yang
dimaksud sehat adalah meliputi sehat badan, rohani (mental) dan sosial.
2. Merusak pengembangan mental
Merusak
pengembangan mental adalah penggunaan doping secara sering atau berulang-ulang sehingga
mengakibatkan penggunanya mengalami timbul kejang otot,mual,sakit kepala,detak
jantung tidak normal,dan dehidrasi. Akan tetapi ketika atlet memakai doping
untuk menambah power maka atlet tersebut juga memiliki rasa percaya diri yang
lebih ketika mengikuti ajang perlombaan, namun sebaliknya ketika atlet tidak
menggunakan doping maka rasa percaya diri akan hilang, inilah yang di namakan
merusak pengembangan mental.
3. Merusak sikap sosial
Merusak
sikap sosial adalah prilaku penyimpangan yang dapat merusak sikap sosial dalam
kegiatan olahraga maupun lingkungan masyarakat, seperti :
a. Tidak menghargai dan tidak bersedia
kerjasama dengan orang lain
b. Tidak mau menghargai orang lain
c. Sulit dengan hadirnya orang baru di
sekitar
d. Acuh terhadap peraturan yang ada
Bab III
A. Kesimpulan
Doping
dan peyimpangan olahraga adalah perilaku yang tidak sesuai dengan etika dalam
berolahraga dan merusak manfaat yang dihasilkan dari olahraga itu sendiri. Maka
dari itu perilaku doping dan penyimpangan olahraga harus dihilangkan dalam
olahraga supaya kita dapat memperoleh manfaat dari olahraga tersebut secara
utuh.
B. Saran
Dengan ditulisnya makalah ini maka
diharapkan makalah ini bisa memberikan gambaran kepada pelaku olahraga tidak
hanya memikirkan prestasi semata tetapi harus mengdepankan aspek-aspek lainya
juga seperti kesehatan dan sikap sosial. Harapan penulis adalah supaya
perilaku-prilaku yang sering bersifat menyimpang dalam olahraga dapat teratasi
atau berkurang dalam olahraga.
Sumber Referensi :
Sumaryanto.(2002). Sosiologi
Olahraga. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
http://makalah7u.blogspot.com/2012/11/makalah-doping.html
http://alfitriyansyah.blogspot.com/2011/05/penyimpangan-dan-kekerasan-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar