Jumat, 13 Juni 2014

PENGERTIAN DOPING DAN PENYIMPANGAN OLAHRAGA

PENGERTIAN DOPING DAN PENYIMPANGAN OLAHRAGA

Bab 1
Pendahuluan
Sejak dahulu kala manusia telah memakai doping untuk menambah kekuatan badan dan meningkatkan keberanian. Misalnya penduduk Indian di Amerika Tengah dan beberapa suku di Afrika, mereka memakan zat-zat dari tumbuh-tumbuhan liar tertentu atau memakan madu sebelum menghadapi suatu perjalanan jauh, berburu atau berperang. Sejarah doping dalam olahraga dimulai kurang lebih pada abad 19 pada olahraga renang, tetapi yang paling sering dijumpai pemakaian doping ini adalah pada olahraga balap sepeda. Pada waktu itu zat-zat yang populer dipakai adalah caffeine, gula dilarutkan dalam ether, minuman-minuman yang mengandung alkohol, nitroglycerine, heroin dan cocain.
Meski sudah resmi dilarang, banyak atlet yang masih keukeuh memakai doping sebagai shortcut untuk memenangkan pertandingan. Selain itu, doping juga berbahaya bagi kesehatan si atlet sebab dapat menyebabkan timbulnya penyakit, cacat, bahkan kematian. Jadi, keuntungan yang didapat tidaklah seimbang dengan kerugian yang akan diderita bertahun-tahun kemudian. Belum lagi kalau ketahuan, si atlet dan pembinanya harus menanggung rasa malu.
Doping berasal dari kata dope, yakni campuran candu dengan narkotika yang pada awalnya digunakan untuk pacuan kuda di Inggris.
Menurut International Congress of Sport Sciences; Olympiade Tokyo 1964 : Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam jumlah yang abnor-mal atau diberikan melalui jalan yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi.
Penggunaan obat terlarang atau substan lainnya secara ilegal untuk meningkatkan prestasi atlet. Penggunaan doping menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap olahraga, karena itu pula, penggunaan doping menjatuhkan nilai pedagogi olahraga. Kredibilitas olahraga, kompetisi, dan atlet jatuh di mata masyarakat sebab terjadi penipuan untuk berprestasi, tidak berkat usaha dan dominasi kemampuan yang asli tetapi bantuan dari luar.
Meskipun belum menjadi masalah serius di Indonesia tentang penggunaan doping, tetapi kita wajib mewaspadai masalah itu karena bukan saja menyangkut pengalaman prinsip dan nilai fair play, tetapi juga ikut mempengaruhi masa depan keolahragaan nasional.
Seorang atlet yang melakukan doping secara tidak langsung telah membohongi banyak publik. Apabila ia melakukan doping berarti ia tidak percaya akan kemampuan yang dimilikinya. Ia akan merasa tidak nyaman dan merasa kemampuannya terus menurun apabila tidak mengonsumsi suplemen atau obat-obatan. Atlet yang melakukan doping berarti telah merusak citra olahraga dan tidak menjunjung sportivitas. Apakah kemenangan dengan cara yang tidak jujur rasanya puas dan bangga bila dibandingkan dengan kemenangan yang bersih dan jujur? Atlet yang melakukan doping kurang menyadari akan sportivitas dan tidak menjunjung nilai moral olahraga.
A.    Rumusan Masalah
Pada dasarnya doping merupakan penggunaan obat-obatan yang biasa mendorong kemampuan kita dalam berolahraga, naun itu sedikit manfaat dari penggunaan doping karena penggunaan doping dalam olahraga ternya ta bisa merusak berbagai aspek, bukan hanya kesehatan namun juga sikap sosial seseorang, dan ini besa juga termasuk dalam perilaku penyimpangan dalam olahraga.
        B.     Batasan Masalah
Dengan berbagai masalah yang dicantumkan diata maka mekalah ini dibatasi dengan pembatasan bahasan masalahnya yaitu :
    1.      Pengertian tentang doping dan penyimpangan dalam olahraga
    2.      Obat-obatan atau zat-zat doping
    3.      Dampak negatif dan positif dari doping
    4.      Doping dan penyimpangan dalam olahraga yang bisa merusak berbagai aspek
        C.    Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis bertujuan untuk memberikan informasi tentang apa itu doping dan penyimpangan olahraga dengan tujuan pembaca bisa menentukan sikap dalam berolahraga karena banyak hal yang negatif dalam perilaku doping dan penyimpangan dalam olahraga.




Bab II
Pembahasan

Doping

JENIS OBAT DOPING
Obat-obatan yang dilarang oleh Badan Anti Doping Dunia dalam daftar tahun 2004 dapat dimasukan dalam delapan golongan. Ke delapan golongan tersebut adalah sebagai berikut :
      1)      Stimulants
Stimulan adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan kewaspadaan dengan meningkatkan gerak jantung dan pernapasan serta meningkatkan fungsi otak. Dengan berkerja pada sistem saraf pusat, stimulan bisa merangsang tubuh baik secara mental dan fisik. Contohnya adalah adrafinil, kokain, modafinil, pemoline, selegiline Dilarang karena dapat merangsang pikiran atau tubuh, sehingga meningkatkan kinerja dan memberi atlet keuntungan yang tidak adil. Atlet menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam latihan pada tingkat yang optimal, menekan kelelahan tempur dan nafsu makan.
     2)      Narcotic Analgesics
Analgesik narkotik biasanya mengambil bentuk obat penghilang rasa sakit yang bekerja pada otak dan sumsum tulang belakang untuk mengobati rasa sakit yang terkait dengan stimulus yang menyakitkan. Contohnya buprenorfin, dextromoramide, heroin, morfin, petidin Analgesik narkotik dilarang karena dapat digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri dirasakan dari cedera atau sakit sehingga untuk membantu atlet dalam latihan yang lebih keras dan untuk jangka waktu yang lama. Bahaya dalam hal ini adalah bahwa obat itu hanya menyembunyikan rasa sakit tidak mengobati sakitnya itu sendiri. Akibatnya, atlet mungkin memiliki rasa aman yang palsu, dan dengan terus melatih dan bersaing, resiko kesehatan menjadi meningkat. Oleh karena itu obat ini dilarang digunakan dalam kompetisi.
     3)      Cannabinoids
Cannabinoids adalah bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang menyebabkan perasaan relaksasi. Contohnya adalah hashis, minyak hashis, marijuana. Marijuana umumnya tidak dianggap meningkatkan kinerja, tapi dilarang karena penggunaannya merusak citra olahraga. Ada juga faktor keamanan terlibat karena penggunaan ganja dapat melemahkan kemampuan atlet, sehingga mengorbankan keselamatan atlet dan pesaing lainnya. Atlet menggunakannya untuk meningkatkan waktu pemulihan mereka setelah latihan, meningkatkan denyut jantung mereka, mengurangi kelemahan mereka. Obat ini Dilarang dalam kompetisi
     4)      Anabolic Agents
Anabolik steroid androgenik (AAS) adalah versi sintetis dari hormon testosteron. Testosteron adalah hormon kelamin laki-laki ditemukan dalam jumlah besar pada kebanyakan laki-laki dan di beberapa perempuan. Anabolik steroid androgenik masuk ke dalam salah satu dari dua kategori: 1) steroid eksogen adalah substansi yang tidak mampu diproduksi oleh tubuh secara alami, dan 2) steroidendogen adalah mereka zat yang mampu diproduksi oleh tubuh secara alami. Contoh steroid eksogen adalah drostanolone, metenolone dan oksandrolon, sedangkan contoh steroid endogen adalha androstenediol (andro), dehydroepiandrosterone (DHEA) dan testosterone. Agen anabolik hanya boleh diresepkan untuk penggunaan medis saja. Dilarang karena penggunaan agen anabolik dapat meningkatkan kinerja seorang atlet, memberikan mereka keuntungan yang tidak adil. Kemungkinan lain adalah efek samping yang serius medis bagi pengguna. Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran dan kekuatan otot, mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk pulih setelah latihan,dan untuk melatih lebih keras dan untuk jangka waktu yang lama. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi
    5)      Peptides Hormones
Hormon peptida adalah zat yang diproduksi oleh kelenjar dalam tubuh ,dan setelah beredar melalui darah, dapat mempengaruhi organ-organ dan jaringan lain untuk mengubah fungsi tubuh. Contohnya adalah eritropoietin, hormon pertumbuhan manusia, insulin, corticotrophins Hormon Peptida yang merupakan pelayan pembawa pesan antara organ berbeda, dilarang karena merangsang berbagai fungsi tubuh seperti pertumbuhan, perilaku dan sensitifitas terhadap rasa sakit. Atlet menggunakannya untuk merangsang produksi hormone alami, meningkatkan pertumbuhan otot dan kekuatan, dan meningkatkan produksi sel darah merah yang bisa meningkatkan kemampuan darah untuk membawa oksigen. Obat ini filarang di dalam dan di luar kompetisi
    6)      Beta-2 Agonists
Beta-2 agonis adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati asma dengan relaksasi otot-otot yang mengelilingi jalan napas dan membuka saluran udara.
Contohnya bambuterol hidroklorida, hidroklorida reproterol, hidroklorida tulobuterol. Dilarang karena mereka dapat memberikan keuntungan yang sama dengan Stimulan (no 1) atau, jika diberikan ke dalam aliran darah, memiliki efek anabolic (lihat no 4). Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran otot mereka dan mengurangi lemak tubuh. Bila dimasukan melalui mulut atau pun dengan suntikan, Beta-2dapat memiliki efek stimulasi yang kuat. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi
    7)      Masking Agents
Agen masking adalah produk yang berpotensi dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang dalam urin atau sampel lainnya. Contohnya epitestosterone, dekstran, diuretik, probenesid Dilarang karena Masking Agen dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang dalam urin seorang atlet atau sampel lainnya, yang memungkinkan mereka untuk menutupi penggunaan dan memperoleh keunggulan kompetitif yang tidak adil. Atlet memang menggunakannya untuk menyembunyikan penggunaan zat terlarang dalam proses pengujian. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi
    8)      Glucocorticosteroids
Dalam pengobatan konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama sebagai obat anti-inflamasi dan untuk meringankan rasa sakit. Mereka umumnya digunakan untuk mengobati asma, demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis.
Contohnya deksametason, flutikason, prednison, triamsinolon asetonid danrofleponide Dilarang karena ketika diberikan secara sistemik (ke dalam darah) glukokortikosteroid dapat menghasilkan perasaan euforia, berpotensi memberikan keuntungan yang tidak adil atlet. Atlet menggunakanya biasanya untuk menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan penyakit. Obat ini dilarang di dalam kompetisi saja.
LARANGAN PENGGUNAAN OBAT DOPING
Banyak organisasi olahraga melarang penggunaan anabolika yang dimuat dalam suatu daftar khusus dengan alasan terutama mengacu pada ancaman kesehatan (gangguan fungsi hati dan tumor hati) atas obat peningkat performa, kesamaan kesempatan bagi semua atlet dan efek olahraga “bersih” (bebas doping) yang patut dicontoh dalam kehidupan umum. Selain obat, bentuk lain dari doping ialah doping darah, baik melalui transfusi darah maupun penggunaan hormon eritropoietin atau steroid anabolik tetrahidrogestrinon.
Atlit yang ketahuan menggunakan doping atas dasar tes urin selalu didiskualifikasi dan didenda berat. Meskipun demikian sampai sekarang masih sering kali dilaporkan terjadinya pelanggaran.
DAMPAK PENGGUNAAN OBAT DOPING
Berikut ini merupakan dampak buruk  atau bahaya doping bagi orang yang mengkonsumsinya :
1.                  Konsumsi obat doping pada atlet dapat meningkatkan prestasi yang melampai batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak wajar dan berbahaya, karena rasa letih merupakan peringatan dari tubuh bahwa seseorang tersebut telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan bisa menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan kesehatan. Overdose dapat berbahaya, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi gejala ini digunakan sedative misalnya diazepam.
2.                  Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat si atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung.
3.                  Dampak buruk dari suntikan eritropoetin adalah darah menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke (pecahnya pembuluh darah di otak).
4.                  Pemakaian deuretika yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan pengeluaran garam mineral yang berlebihan. Sehingga mengakibatkan timbulnya kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.
5.                  Pemakaian obat analgesic pada atlit perempuan berfungsi menghilangkan rasa sakit ketika haid. Namuan dampak buruknya  jika salah memilih obat bisa menyebabkan sulit bernapas, mual, konsentrasi yang hilang, dan mungkin menimbulkan adiksi atau ketagihan.
6.                  Salah satu jenis obat doping yang paling sering digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, seperti hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan dapat juga meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Jika atlit wanita mengkonsumsi obat ini, dapat menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak. Selanjutnya, menimbulkan gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, penggunaan obat ini dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah pertumbuhannya akan berhenti.
7.                  Beta-blockers membendung penyampaikan rangsangan ke jantung, paru-paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak jantung. Itu dilarang dalam olahraga seperti panahan dan menyelam karena menghindarkan getaran. Efek merugikan yang terjadi antar alain mimpi buruk, susah tidur, kelelahan, depresi, gula darah rendah dan gagal jantung.
8.                  HGH  atau Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia), somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan, membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH disalahgunakan oleh saingan untuk merangsang otot dan pertumbuhan jaringan. Efek yang merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang rendah dan cacat.
KASUS OBAT DOPING
Tidak sedikit atlit yang terkenal karena penggunaan obat doping dalam pertandingan, Seperti peraih medalis emas dari Kanada Ben Johnson, olahragawan Rusia Anton Galkin, pelontar peluru Irina Korzhanenko, petinju dari  Kenya David Munyasia, pemain sepak bola Diego Armando Maradona dan Claudio dari Argentina, Rodrigo Lara, Paulo César Chávez, Aarón Galindo dan Salvador Carmona dari Meksiko, Clarence Acuña dan Fabián Guevara dari Chili, Josep Guardiola dari Spanyol, petenis Petr Korda, olahragawan Maroko Yunus al-’Ainawi, Bohdan Ulihrach dari Republik Ceko, Guillermo Coria, Mariano Puerta, Juan Ignacio Chela, Guillermo Cañas, Martín Rodríguez dan Mariano Hood dari Argentina, Viktor Chisleann dari Moldavia serta pembalap sepeda Roberto Heras dan Tyler Hamilton.




Penyimpangan Olahraga
Penyimpangan dalam olahraga sangat mempengaruhi kehidupan kita karena penyimpangan dalam olahraga dapat mempengaruhi gagasan dan ide kita tentang ketidak adilan antara kelas, ras dan etnisitas kerja dan prestasi dalam berolahraga. Olahraga sangat berkaitan dengan hubungan sosial dan  masyarakat olahraga berkaitan dengan ruang-ruang kehidupan sosial didalam masyarakat (seperti pendidikan, politik, ekonomi, media, dan agama).

Pembahasan Doping dan Penyimpangan Sosial

Doping dan penyimpangan olahraga merupakan hal yang saling berkaitan satu sama lain, karena doping termasuk dalam salah satu perilaku penyimpangan dalam olahraga selain dari perilaku kekerasan, kecurangan, dan lain-lain.
Pada dasarnya manusia mempunyai kedudukan yang sangat potensial untuk dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan dan masyarakatnya. Dengan demikian manusia mempunyai kesempatan yang luas untuk menciptakan pranata sosial di lingkunanya sambil berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Untuk dapat tercapai pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang antara lain terdiri atas pemenuhan kebutuhan fisik, kebutuhan akan rasa aman, dan usaha untuk menikmati kebahagian dan kesejahteraan. Sedangkan olahraga memberikan manfaat yang besar dalam pencapaian manusia yang sehat mencakup fisik, mental, dan sosial.
Sesuai dengan pengertian doping dan penyimpangan diatas maka dapat merusak kebutuhan dasar manusia seperti kebutuhan fisik, rasa aman, dan kebahagiaan penyimpangan dalam olahraga pun dapat merusak manfaat yang diberikan oleh olahraga itu sendiri, karena di dalam olahraga memberikan manfaat antara lain :
1   .      Manusia hidup yang sehat
2   .      Pengembangan Mental yang baik
3   .      Serta memberikan pembinaan sikap sosial yang baik
Jelas disampaikan diatas tentang manfaat yang diberikan oleh olahraga untuk kehidupan manusia. Dengan adanya perilaku penyimpangan olahraga maka otomatis perilaku penyimpangan dapat merusak manfaat yang diberikan oleh olahraga seperti :
1.      Merusak kesehatan
Merusak kesehatan adalah pada dasarnya olahraga dapat memberikan manusia kehidupan yang sehat tetapi dengan adanya perilaku doping yang pada akhirnya bisa merusak kesehatan maka perilaku doping pun merupakan hal yang tidak diperolehkan dalam olahraga. Dan dengan adanya perilaku doping ini maka bertolak belakang dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan, dalam Bab 1 pasal 2 menyatakan yang dimaksud sehat adalah meliputi sehat badan, rohani (mental) dan sosial.

2.      Merusak pengembangan mental
Merusak pengembangan mental adalah penggunaan doping secara sering atau berulang-ulang sehingga mengakibatkan penggunanya mengalami timbul kejang otot,mual,sakit kepala,detak jantung tidak normal,dan dehidrasi. Akan tetapi ketika atlet memakai doping untuk menambah power maka atlet tersebut juga memiliki rasa percaya diri yang lebih ketika mengikuti ajang perlombaan, namun sebaliknya ketika atlet tidak menggunakan doping maka rasa percaya diri akan hilang, inilah yang di namakan merusak pengembangan mental.
3.      Merusak sikap sosial
Merusak sikap sosial adalah prilaku penyimpangan yang dapat merusak sikap sosial dalam kegiatan olahraga maupun lingkungan masyarakat, seperti :
a.       Tidak menghargai dan tidak bersedia kerjasama dengan orang lain
b.      Tidak  mau menghargai orang lain
c.       Sulit dengan hadirnya orang baru di sekitar
d.      Acuh terhadap peraturan yang ada













Bab III

A.    Kesimpulan
Doping dan peyimpangan olahraga adalah perilaku yang tidak sesuai dengan etika dalam berolahraga dan merusak manfaat yang dihasilkan dari olahraga itu sendiri. Maka dari itu perilaku doping dan penyimpangan olahraga harus dihilangkan dalam olahraga supaya kita dapat memperoleh manfaat dari olahraga tersebut secara utuh.

B.     Saran
Dengan ditulisnya makalah ini maka diharapkan makalah ini bisa memberikan gambaran kepada pelaku olahraga tidak hanya memikirkan prestasi semata tetapi harus mengdepankan aspek-aspek lainya juga seperti kesehatan dan sikap sosial. Harapan penulis adalah supaya perilaku-prilaku yang sering bersifat menyimpang dalam olahraga dapat teratasi atau berkurang dalam olahraga.





Sumber Referensi :
Sumaryanto.(2002). Sosiologi Olahraga. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
http://makalah7u.blogspot.com/2012/11/makalah-doping.html
http://alfitriyansyah.blogspot.com/2011/05/penyimpangan-dan-kekerasan-dalam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar